-->

Contoh Soal Ukom Ners dan Pembahasan 2020-2021 (Part 1)

Uji kompetensi adalah kepanjangan dari Ukom. Ukom perawat merupakan suatu proses untuk menjamin perawat yang terdaftar memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.
Foto Contoh Soal Jawaban Ukom Ners dan Pembahasan Lengkap Terbaru - www.herusetianto.com


Tujuan dilakukannya Ukom terhadap lulusan baru secara nasional yaitu untuk menegakkan akuntabilitas professional perawat dalam menjalankan peran profesinya.

Tujuan lainnya yakni untuk menegakkan standar dan etik prosesi dalam praktek, serta melindungi kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat.

Contoh Soal Ukom Ners dan Pembahasan Tahun 2020-2021

Keperawatan Anak (10 Soal)

Soal 1. Seorang anak (3 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan; anak rewel, BAB cair dengan frekuensi 4x/24 jam, mual muntah, sakit perut dan mata cekung.

Hasil pengkajian : suhu 37,5 C, frekuensi napas 32x/menit, frekuensi nadi 98x/menit dan BB 12 kg.

Apakah masalah keperawatan prioritas pada anak?

a. Defisit Nutrisi
b. Nyeri Akut
c. Diare
d. Inkontinensia Fekal
e. Kekurangan volume cairan

Jawaban : C. Diare. Data fokus masalah; BAB cair dengan frekuensi 4x/24 jam. Masalah keperawatan prioritas yang tepat pada kasus adalah Diare, yang didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk (SDKI, 2016). BAB cair dengan frekuensi 4x/24 jam merupakan gejala mayor dari diagnosis diare, sedangkan nyeri perut merupakan gejala minor dari diagnosis diare. Berdasarkan (MTBS,2015) anak dengan gejala diare, rewel, dan mata cekung diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi ringan/sedang.


Soal 2. Seorang bayi (6 hari) dirawat di Rumah Sakit dengan Hiperbilirubinemia.

Hasil pengkajian : bayi menolak menyusu, kulit dan sklera tampak kuning, kulit teraba dingin,  suhu tubuh 36,5 C, frekuensi napas 37x/menit, frekuensi nadi 116x/menit, kadar bilirubin > 5 mg/dL. BB 2200 gr dan TB 42 cm.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Menyusui tidak efektif
b. Ikterik Neonatus
c. Resiko Infeksi
d. Defisit Nutrisi
e. Hipotermia

Jawaban : C. Ikterik Neonatus. Data fokus diangkatnya masalah keperawatan ikterik neonatus adalah; bayi usia 6 hari, kulit dan sklera tampak kuning, kadar bilirubin > 5 mg/dL. BB 2200 gr, TB 42 cm. Ikterik Neonatus didefinisikan sebagai suatu keadaan kulit dan membran mukosa neonatus yang menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjungasi masuk ke dalam sirkulasi, yang didukung dengan data ; profil darah abnormal (hemolisis, bilirubin serum total >2mg/dL), membran mukosa kuning , kulit kuning, sklera kuning (SDKI, 2016)

Soal 3. Seorang anak (5 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan diagnosis AML (Acute Myeloid Leukemia).

Hasil pengkajian : anak lesu, respon sosial lambat, kontak mata terbatas, berpakaian dibantu, suka mencoret-coret dan belum mampu berhitung.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Gangguan Tumbuh Kembang
b. Risiko Gangguan Perkembangan
c. Risiko Gangguan Pertumbuhan
d. Risiko Gangguan Perlekatan
e. Gangguan Interaksi Sosial

Jawaban : A. Gangguan Tumbuh Kembang. Data fokus diangkatnya masalah keperawatan gangguan tumbuh kembang adalah; anak lesu, respon sosial lambat, kontak mata terbatas, berpakaian dibantu, suka mencoret-coret, dan belum mampu berhitung. Gangguan tumbuh kembang didefinisikan sebagai kondisi individu mengalami gangguan kemampuan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kelompok usianya (SDKI, 2016).

Soal 4. Seorang anak (2 tahun) masuk IGD dengan keluhan ; demam tinggi, mual, muntah, tidak mau makan, badan lemah dan diare dengan frekuensi 2x/24 jam.

Hasil pengkajian : suhu tubuh anak 39,2 C, kulit teraba hangat, frekuensi napas 30x/menit dan frekuensi nadi 102x/menit.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Diare
b. Defisit Nutrisi
c. Mual
d. Hipertermi
e. Intoleransi Aktivitas

Jawaban : D. Hipertermi. Data fokus diangkatkannya masalah keperawatan hipertermi adalah; suhu 39,2 C dan kulit teraba hangat.Hipertermia didefinisikan sebagai suatu keadaan suhu tubuh meningkat di atas rentang normal (SDKI, 2016). Menurut Depkes suhu normal adalah 36,5-37,5 C. Suhu tubuh di atas normal merupakan gejala mayor dari diagnosis hipertermi, sedangkan kulit teraba hangat merupakan gejala minor dari diagnosis hipertermi.

Soal 5. Seorang bayi (3 hari) dirawat di Rumah Sakit dengan BBLR.

Hasil pengkajian ; ibu mengatakan bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri pada puting dan ibu merasa kelelahan. Frekuensi BAK bayi 5x/24 jam.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Defisit Nutrisi
b. Nyeri Akut
c. Risiko Cidera Pada Ibu
d. Risiko Cidera Pada janin
e. Menyusui Tidak Efektif

Jawaban : E. Menyusui Tidak Efektif. Data fokus diangkatkannya masalah keperawatan menyusui tidak efektif adalah ; bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri pada puting dan ibu merasa kelelahan. Frekuensi BAK bayi 5x/24.Menyusui tidak efektif didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui, yang didukung dengan data; kelelahan maternal, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam, nyeri dan/atau lecet terus menerus setelah minggu kedua (SDKI, 2016).

Soal 6. Seorang bayi (2 bulan) dibawa oleh ibunya ke Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi.

Sebelumnya bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1.

Apakah jenis imunisasi yang harus didapatkan bayi saat ini?

a. Campak
b. DPT-HB-Hib 1, Polio 2
c. DPT-HB-Hib 2, Polio 3
d. DPT-HB-Hib 3, Polio 4
e. HB0

Jawaban : B. DPT-HB-Hib 1, Polio 2. Data fokus pengkajian; bayi usia 2 bulan, dibawa ke puskesmas untuk imunisasi, sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1. Berdasarkan kasus di atas, imunisasi yang disaptkan oleh bayi saat ini adalah DPT-HB-Hib 1, Polio 2. ).

Soal 7. Seorang anak (3 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan mencret dengan frekuensi 5x/24 jam sejak 2 hari lalu. Hasil pengkajian: anak letargis, mata cekung, CRT >2 detik, anak tidak mau minum. Frekuensi nadi 110x/menit, suhu 38,2 C dan frekuensi napas 30x/menit.*Apakah interpretasi masalah yang tepat sesuai MTBS ?

a. Disentri
b. Diare Persisten
c. Diare Tanpa Dehidras
d. Diare Dehidrasi Ringan
e. Diare Dehidrasi Berat

Jawaban : E. Diare Dehidrasi Berat. Data fokus masalah; anak dibawa ke Puskesmas, keluhan mencret dengan frekuensi 5x/24 jam sejak 2 hari lalu, anak letargis, mata cekung, CRT >2 detik, anak tidak mau minum. Frekuensi nadi 110x/menit, suhu 38,2 C dan frekuensi napas 30x/menit.Berdasarkan data di atas, interpretasi masalah anak sesuai dengan MTBS adalah diare dehidrasi berat.

Soal 8. Seorang perawat sedang melakukan pemeriksaan DDST kepada seorang anak perempuan usia 4 tahun.

Perawat meminta anak tersebut untuk berlari dan berjalan menaiki tangga.

Apakah jenis keterampilan yang sedang diuji oleh perawat?

a. Personal/Sosial
b. Motorik Halus
c. Motorik Kasar
d. Bahasa
e. Kognitif

Jawaban : C. Motorik Kasar. Data fokus pengkajian ; Anak diminta untuk berlari dan berjalan menaiki tangga.Berdasarkan data pada kasus, perawat sedang melakukan uji keterampilan motorik kasar pada anak. Motorik kasar merupakan salah satu metode denver yang menilai duduk, jalan, melompat, dan gerakan umum otot besar.

Soal 9. Seorang perempuan inpartu, baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki 1 menit lalu secara spontan.

Hasil pengkajian : bayi menangis lemah, warna kulit kemerahan tapi ekstremitas biru dan frekuensi nadi 103x/menit.

Pernapasan lemah dan irama napas tidak teratur serta gerakan tonus otot lemah.

Apakah interpretasi skor APGAR pada bayi tersebut?

a. Asfiksia Sedang
b. Asfiksia Berat
c. Normal
d. Sianosis
e. Gagal Nafas

Jawaban : A. Asfiksia Sedang. APGAR Score adalah metode penilaian yang digunakan setelah bayi baru lahir sampai lima menit setelah lahir. Untuk mendapatkan nilai APGAR tersebut, diperlukan perhitungan saat melakukan penilaian. Menangis lemah nilai skor 1, warna kulit kemerahan ekstremitas biru nilai skor 1, nadi teraba 103x/menit nilai skor 2. Pernapasan lemah dan irama napas tidak teratur nilai skor 1 serta gerakan tonus otot lemah nilai skor 1. Maka nilai APGAR pada bayi 6, jika skor 6 bayi diklasifikasikan asfiksia sedang.

Soal 10. Seorang anak perempuan  (2 tahun)  dirawat dengan diagnosis tuberculosis.

Hasil pengkajian : anak rewel, tampak sangat kurus, tidak mau menyusu, sianosis pada ekstremitas dan edema pada kedua kaki.

Suhu 36 C, frekuensi napas 34x/menit, frekuensi nadi 90x/menit. Grafik BB/PB : <-3 SD dan LILA <11,5 cm.

Apakah klasifikasi status gizi pada anak tersebut?

a. Gizi Baik
b. Gizi Kurang
c. Gizi Buruk tanpa Komplikasi
d. Gizi Buruk dengan Komplikasi
e. Obesitas

Jawaban : D. Gizi Buruk dengan Komplikasi. Data fokus masalah; anak tampak sangat kurus, tidak mau menyusu, sianosis pada ekstremitas dan edema pada kedua kaki. Suhu 36 C, frekuensi napas 34x/menit, frekuensi nadi 90x/menit. Berdasarkan data pada kasus, anak diklasifikasikan dalam status gizi buruk dengan komplikasi. Menurut (MTBS, 2015) gizi buruk dengan komplikasi pada anak ditandai dengan BB/PB: Grafik BB/PB: kurang -3 SD, LILA kurang 11,5 cm. Gizi buruk dengan komplikasi juga ditandai dengan adanya gejala anak tampak sangat kurus, edema pada kedua kaki dan terdapat tanda bahaya umum seperti menolak menyusu, dan sianosis pada ekstremitas.

Keperawatan Medikal Bedah (10 Soal)

Soal 11. Seorang laki-laki (35 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan ulkus peptikum. Hasil pengkajian ; pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah dengan warna kehitaman.

Pasien terpasang selang NGT alir dan tampak residu kehitaman pada selang. Saat ini, perawat menginstruksikan pasien untuk puasa.

Apakah tujuan utama dari tindakan tersebut?

a. Mencegah Terjadinya Muntah
b. Mencegah Terjadinya Penyumbatan Pada Usus.
c. Mencegah Terjadinya Aspirasi
d. Mengistirahatkan Kerja Lambung
e. Membersihkan Lambung

Jawaban : D. Mengistirahatkan Kerja Lambung. Data fokus masalah; pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah dengan warna kehitaman. Pasien terpasang selang NGT alir, dan tampak residu kehitaman pada selang. Masalah keperwatan yang mungkin terjadi pada pasien adalah risiko perdarahan, yang didefinisikan sebagai Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi di dalam tubuh) maupun eskternal (terjadi hingga keluar tubuh), dengan faktor risiko; gangguan gastrointestinal (misal Penyakit ulkus lambung, polip, varises) (SDKI, 2016). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan masukkan selang nasogastrik untuk menghisap dan memonitor sekresi (NIC, 2015).

Soal 11. Seorang laki-laki (35 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan ulkus peptikum. Hasil pengkajian ; pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah dengan warna kehitaman.

Pasien terpasang selang NGT alir dan tampak residu kehitaman pada selang. Saat ini, perawat menginstruksikan pasien untuk puasa.

Apakah tujuan utama dari tindakan tersebut?

a. Mencegah Terjadinya Muntah
b. Mencegah Terjadinya Penyumbatan Pada Usus.
c. Mencegah Terjadinya Aspirasi
d. Mengistirahatkan Kerja Lambung
e. Membersihkan Lambung

Jawaban : D. Mengistirahatkan Kerja Lambung. Data fokus masalah; pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah dengan warna kehitaman. Pasien terpasang selang NGT alir, dan tampak residu kehitaman pada selang. Masalah keperwatan yang mungkin terjadi pada pasien adalah risiko perdarahan, yang didefinisikan sebagai Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi di dalam tubuh) maupun eskternal (terjadi hingga keluar tubuh), dengan faktor risiko; gangguan gastrointestinal (misal Penyakit ulkus lambung, polip, varises) (SDKI, 2016). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan masukkan selang nasogastrik untuk menghisap dan memonitor sekresi (NIC, 2015).

Soal 12. Seorang perempuan (40 tahun) dirwat di Rumah Sakit dengan DHF. Hasil pengkajian ; pasien demam sejak 3 hari lalu, kurang minum, mual dan muntah.

Pasien tampak lemas, mata tampak cekung, turgor kulit menurun, dan mukosa bibir tampak kering, suhu 38 C serta pasien memiliki riwayat stroke.

Apakah jenis terapi cairan infus yang tepat diberikan pada pasien?

a. IVFD NaCl 0,9 %
b. IVFD Ringer Laktat
c. IVFD Asering
d. IVFD KA-EN 4B
e. IVFD NaCl 3 %

Jawaban : C. IVFD Asering. Data fokus masalah; *pasien demam sejak 3 hari lalu, kurang minum, mual dan muntah. Pasien tampak lemas, mata tampak cekung, turgor kulit menurun, dan mukosa tampak kering.* Masalah keperawatan yang tepat pada kasus adalah kekurangan volume cairan/hipovolemia yang didefinisikan sebagai penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Tindakan yang harus dilakukan adalah memberikan terapi cairan secara adekuat, baik per oral maupun intravena. Cairan intravena yang tepat diberikan pada pasien adalah asering. Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock hipovolemik dan asidosis), demam berdarah dengue, trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan shock hemoragik.

Soal 13. Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan anemia hemolitik. Hasil pengkajian ; pasien mengeluh lemah dan tidak bertenaga.

Konjungtiva mata tampak anemis dan Hb 6,8 gr/dl. Pasien mendapatkan terapi transfusi darah PRC sebanyak 2 unit dalam 24 jam.

Berikut yang harus diperhatikan dalam prosedur pemberian transfusi, kecuali?

a. Melakukan Double Check
b. Melakukan Observasi Setiap 15 Menit Selama Pemberian
c. Memastikan Akses Intravena Paten
d. Melakukan Cek Tanda-tanda Vital Sebelum Transfusi
e. Melakukan Identifikasi Pasien Sebelum Pemberian Transfusi Darah

Jawaban : B. Melakukan Observasi Setiap 15 Menit Selama Pemberian. Adapaun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian transfusi adalah; Melakukan double check, Melakukan observasi 5 hingga 10 menit pertama, Memastikan akses intravena paten, Melakukan cek tanda-tanada vital sebelum transfusi, dan Memastikan kantong darah dalam keadaan baik.

Soal 14. Seorang perempuan (40 tahun) dirawat di RS dengan CHF.

Hasil pengkajian ; pasien mengeluh sesak napas dengan frekuensi 30x/menit, tampak megap-megap dan penggunaan otot bantu napas serta saturasi oksigen 87 %.

Apakah tindakan utama yang tepat dilakukan?

a. Memberikan Bantuan Terapi Oksigen
b. Melakukan Pengecekan Analisa Gas Darah
c. Mengatur Pasien Pada Posisi Semifowler
d. Memonitor Pola Napas Pasien 
e. Menghubungi Dokter Jaga

Jawaban : A. Memberikan Bantuan Terapi Oksigen. Data fokus masalah;  *pasien mengeluh sesak napas dengan frekuensi 30x/menit, tampak megap-megap dan penggunaan otot bantu napas serta saturasi oksigen 87 %. Masalah keperawatan yang tepat pada kasus adalah pola napas tidak efektif, yang didefinisikan sebagai Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat, yang didukung dengan data; dispnea, penggunaan otot bantu pernapasan, pola napas abnormal (mis. takipnea, bradipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stroke) (SDKI, 2016).

Soal 15Seorang perempuan (28 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan anemia hemolitik.

Hasil pengkajian ; pasien mengatakan lemas tidak bertenaga, mudah capek, sesak setelah aktivitas dan pusing.

Pasien tampak lemah, mukosa bibir tampak kering, konjungtiva anemis, Hb 5,9 gr/dl dan Ht 30 %.

Apakah tindakan kolaboratif yang tepat dilakukan pada pasien?

a. Memberikan transfusi whole blood cell (WBC)/darah lengkao
b. Memberikan terapi transfusi trombosit.
c. Memberikan terapi albumin 25 %
d. Memberikan terapi tablet tambah darah
e. Memberikan transfusi darah Packed Red Cell (PRC)

Jawaban : E. Memberikan transfusi darah Packed Red Cell (PRC). Data fokus masalah; pasien mengatakan lemas tidak bertenaga, mudah capek, sesak setelah aktivitas dan pusing. Pasien tampak lemah, mukosa tampak kering, konjungtiva anemis, Hb 5,9 gr/dl, Ht 30 %. Masalah keperawatan yang sesuai pada kasus adalah intoleransi aktivitas, yang didefinisikan sebagai ketidakcukupan energi fisiologis dan/atau psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari (SDKI, 2016). Tindakan kolaboratif yang tepat dilakukan pada pasien adalah dengan memberikan transfusi darah PRC (Packed Red Cell). Transfusi darah bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah pasien dan mengganti sel darah yang rusak secara cepat. Secara umum pemberian transfusi PRC yaitu pada keadaan anemia hemolitik, anemia hipoplastik kronik, leukemia akut, leukemia kronik, penyakit keganasan, talasemia, anemia akibat defisiensi vitamin B12 dan Fe.

Soal 16. Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan PPOK.

Hasil pengkajian; pasien sesak napas dengan frekuensi 28x/menit, badan lemas dan tampak adanya penggunaan otot bantu napas serta saat ini pasien terpasang oksigen binasal 4 L/menit sejak 4 hari yang lalu.

Apakah tindakan yang kurang tepat dilakukan perawat?

a. Memonitor kelembaban hidung pasien
b. Mengganti cairan humidifier setiap 6 jam
c. Memperhatikan pemberian konsentrasi oksigen
d. Menganjurkan pasien untuk melembabkan hidung secara berkala
e. Memonitor adanya tanda-tanda kerancunan oksigen

Jawaban : B. Mengganti cairan humidifier setiap 6 jam. Data fokus masalah; pasien sesak napas dengan frekuensi 28x/menit, tampak adanya penggunaan otot bantu napas serta saat ini pasien terpasang oksigen binasal 4 L/menit sejak 4 hari yang lalu. Pada pasien dengan gangguan pernapasan yang mendapatkan terapi oksigen dalam jangka waktu yang cukup lama, hal ini bergantung pada adanya peningkatan kadar oksigen yang ditunjukkan dengan penurunan gejala sesak napas pada pasien dan hasil laboratorium. Selain memberikan manfaat pada pasien, terapi oksigen juga dapat memberikan efek yang merugikan bagi pasien jika tidak diberikan dengan tepat dan pemantauan yang tidak baik.Humidifier adalah suatu alat untuk melembabkan oksigen sebelum diterima oleh pasien (Pavlovic, 2000). Humidifikasi bertujuan untuk mencegah terjadinya iritasi mukosa saluran nafas pasien. Air dalam humidifier harus air steril dan diganti setiap 24 jam, dan bila cairan hendak ditambahkan sisa cairan harus dibuang terlebih dahulu (Nafisah, 2007)..

Soal 17. Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan ; nyeri dada kiri sejak dua jam sebelum dirawat, terasa terhimpit dan sesak.

Tekanan darah 143/67 mmHg, frekuensi nadi 67 x/menit. Setelah diberikan obat ISDN (Isosorbide Dinitrate) 5 mg sublingual, nyeri dada dan sesak napas berkurang.

Apakah fungsi dari pemberian obat tersebut?

a. Sebagai Vasodilator
b. Sebagai Analgetik 
c. Sebagai Antisupresan
d. Sebagai Antihipertensi
e. Sebagai Antidepresi

Jawaban : A. Sebagai Vasodilator. Isosorbid Dinitrat (ISDN) adalah suatu obat golongan nitrat yang digunakan secara farmakologis sebagai *vasodilator (pelebar pembuluh darah),* khususnya pada kondisi angina pektoris, juga pada CHF (congestive heart failure).

Soal 18. Seorang perempuan (50 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan riwayat DM Tipe 2.

Hasil pengkajian ; pasien mengalami penurunan kesadaran, glukosa darah sewaktu 634 gr/dl, tampak adanya pernapasan kusmaull, bau keton (+), terdengar suara snoring dan frekuensi napas 28x/menit.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada pasien?

a. Memberikan Terapi Oksigen
b. Mengatur Posisi Semifowler
c. Memasang Gudel/OPA
d. Memberikan Terapi Insulin
e. Melakukan Suction

Jawaban : C. Memasang Gudel/OPA. Data fokus masalah; pasien mengalami penurunan kesadaran, tampak adanya pernapasan kusmaull, terdengar suara snoring dan frekuensi napas 28x/menit.* Masalah keperawatan pada kasus adalah bersihan jalan napas tidak efektif yang didefinisikan sebagai Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten (SDKI, 2016). Pada kasus dikatakan bahwa terdengar snoring yang mengindikasikan terdapat sumbatan di jalan napas. Snoring merupakan bunyi suara napas tambahan yang terdengar seperti orang mengorok, yang disebabkan karena adanya sumbatan di jalan napas oleh benda padat (misal: lidah yang terjatuh ke belakang/tenggorokkan karena adanya gangguan neuromuskular). Tindakan yang tepat dilakukan perawat adalah memasang OPA (Oropharingeal Airway)/gudel.

Soal 19. Seorang perempuan (25 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan HIV positif.

Keluarga ingin mengetahui penyakit pasien dengan mendesak perawat, dan akhirnya perawat memberitahu keluarga.

Sebelumnya perawat telah berjanji kepada pasien untuk merahasiakan penyakitnya terhadap siapapun.

Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat?

a. Otonomi
b. Confidentiality (Kerahasiaan)
c. Veracity (Kejujuran)
d. Fidelity (Menepati Janji)
e. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)

Jawaban : D. Fidelity (Menepati Janji). Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien/pasien. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan vahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

Soal 20. Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan; pasien mengeluh sering sakit kepala, pusing, dan kaku pada tengkuk.

Tekanan darah 154/67 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit serta pasien direncanakan pemeriksaan profil lipid.

Apakah persiapan yang tepat dilakukan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan tersebut?

a. Menganjurkan pasien tidak beraktivitas 9-12 jam sebelum pemeriksaan
b. Menganjurkan pasien banyak minum air mineral
c. Menganjurkan pasien memakan makanan tinggi serat satu hari sebelum pemeriksaan
d. Memberikan terapi antikoagulan 4 jam sebelum pengambilan darah
e. Menginstruksikan pasien puasa 10-12 jam sebelum pengambilan darah

Jawaban : E. Menginstruksikan pasien puasa 10-12 jam sebelum pengambilan darah. Gambaran profil lipid merupakan suatu indikator yang baik untuk memprediksi apakah seseorang memiliki resiko yang besar untuk terkena Penyakit Jantung Koroner (PJK) (Selwyn, 2005). Persiapan sebelum pemeriksaan profil lipid : Biasanya pasien akan diinstruksikan untuk berpuasa makan dan minum (kecuali air mineral) selama 10-12 jam sebelum pemeriksaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan memastikan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan terakhir dan dapat diinterpretasikan dengan benar. Kandungan gizi dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi akan diserap ke dalam aliran darah dan bisa memberikan dampak langsung pada tingkat glukosa darah, lemak dan besi. Puasa minimal 10-12 (kecuali glukosa minimal 8 jam) jam akan mengurangi variabilitas substansi tersebut dan juga variabilitas lain dalam darah.