-->

Konsep Dasar Kesehatan Jiwa dalam Keperawatan

Dasar Hukum
Menurut Undang Undang kesehatan jiwa No. 3/1996 suatu kondisi yangg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan berjalan selaras dengan keadaan orang lain.

Keperawatan jiwa
Menurut ANA, keperawatan jiwa adalah suatu bidang spesialistik praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya.

Menurut WHO : Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak terganggu jiwanya, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.

Sejarah keperawatan jiwa
RSJ pertama didirikan oleh bangsa Arab di Damaskus
Pada Abad VIII di Indonesia RSJ didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda :
1. Bogor th 1882.
2. Lawang 1902
3. Magelang 1923
4. Sabang 1927

Setelah Indonesia merdeka dibentuk jawatan jawatan keswa tahun 1947 oleh dr. Marzuki Mahdi bagian kes wa DepKes RI, th 1958 dipimpin oleh dr. Salekan Direktorat Kes Wa Dep Kes RI. 1972 dipimpin o/prof. Kusmanto Setyonegoro (kep. Direktorat I).

Rentang respon sehat-sakit jiwa



Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen
1. Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan.

2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas.

3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.

4. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik.

Ciri-ciri sehat jiwa

MENURUT YAHODA
1. Sikap positif terhadap diri sendiri
2. Tumbuh kembang dan aktualisasi
3. Terintegrasi
4. Otonomi
5. Realitas persepsi
6. Penguasaan lingkungan.

MENURUT WHO
1. Dapat menyesuaikan diri secarar konstruktif pada kenyataan
2. Memperoleh kepuasan dari usahanya
3. Merasa lebih puas memberi daripada menerima
4. Hubungan antar manusia,saling menolong dan memuaskan
5. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran, untuk memperbaiki yang akan datang
6. Mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
7. Mempunyai rasa kasih sayang.

MENURUT ABRAHAM MASLOW
1. Menerima persepsi yang akurat terhadap realitas
2. Menerima diri sendiri, orang lain & lingkungan
3. Spontan, sederhana & wajar.

Skizofrenia sebagai bentuk gangguan jiwa
Penyebab :
1. Genetik
2. Virus
3. Auto antibody
4. Malnutrisi.

Penyebab umum gangguan jiwa
1. Faktor somatik (somatogenik)atau organobiologis
2. Faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif
3. Faktor sosiobudaya (sosiogenik) atau sosiokultural

Patofisiologi
1. Fase prodromal
Berlangsung antara 6 bulan – 1 tahun

Gangguan dapat berupa self care, gangguan dalam akademik, gangguan pekerjaan, gangguan fungsi sosial, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi.

2. Fase residual
Klien mengalami minimal 2 gejala : gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.

Tanda gejala gangguan jiwa
3. Gangguan kognisi
4. Gangguan perhatian
5. Gangguan ingatan
6. Gangguan asosiasi
7. Gangguan pertimbangan
8. Gangguan kesadaran
9. Gangguan kemauan
10. Gangguan emosi dan afek
11. Gangguan psikomotor

Konsep model pererawatan kesehatan jiwa
1. Model psikoanalisa sigmund freud
Gangguan jiwa terjadi karena tidak terselesaikannya konflik-konflik pada masa perkembangan, akibat pertahanan ego tidak dapat mengendalikan ansietas.

2. Model interpersonal sullivan dan peplau
Ansietas timbul karena ketakutan mendasar akibat takut ditolak oleh orang lain karena manusia butuh rasa aman dan kepuasan dari hubungan interpersonal yang memuaskan.

3. Model sosial Szaz dan Caplan
Faktor sosial dan lingkungan menyebabkan stres yang menimbulkan ansietas dan gejala2 gangguan jiwa.

4. Model eksistensi Perls, Glasser, Ellis, Roger, dan Frank
Kehidupan akan penuh arti apabila manusia dapat menerima dirinya sepenuhnya, penerimaan terhadap diri dapat dicapai melalui hubungan dengan orang lain

5. Model terapi suportif Werman dan Rockland
Masalah muncul diakibatkan oleh faktor bio-psiko-sosial, menekankan pada respon koping yang terjadi.

6. Model medikal Meyer, Kraeplin, Spizer dan Frances
ggn perilaku akibat proses penyakit biologis, gejala muncul sbg kombinasi faktor biologis, genetik, lingkungan, dan faktor social.

7. Model stress adaptasi
Meyakini individu berpotensi sehat-sakit, memiliki kemampuan adaptasi, meliputi fisik, konsep diri, peran dan saling ketergantungan. Individu mempunyai kemampuan pertahanan diri yangg berbeda tergantung genetik, lingkungan, sifat dan tingkat stress serta koping yang tersedia.


Editor : Heru Setianto
Sumber : Buku Keperawatan Jiwa